Tinjauan tahunan Clarence House yang diterbitkan awal tahun ini mengatakan bahwa Charles mempekerjakan secara penuh waktu, 101 staf, termasuk 31 di kantor sekretaris pribadi, 30 di departemen bendahara, serta koki, manajer rumah, meja rias, pelayan, kepala pelayan dan sebuah tim komunikasi.
Surat kabar The Guardian, yang awalnya melaporkan cerita tersebut, mengatakan bahwa beberapa staf diberi pemberitahuan bahwa pekerjaan mereka dalam bahaya selama kebaktian syukur untuk ratu di Katedral St. Giles Edinburgh pada Senin, (12/9/2022).
Seorang juru bicara Clarence House mengatakan kepada Reuters bahwa operasi di sana telah berhenti dan proses konsultasi dengan staf mengenai pemecatan telah dimulai.
“Staf kami telah memberikan layanan yang lama dan setia dan sementara beberapa redudansi tidak dapat dihindari, kami bekerja segera untuk mengidentifikasi peran alternatif untuk jumlah staf sebanyak mungkin,” katanya.
Juru bicara itu menambahkan bahwa undang-undang mengharuskan staf untuk diberitahu tentang situasi pada kesempatan paling awal.
“Meskipun ada upaya untuk menunda sampai setelah pemakaman, sarannya tetap sama,” katanya. “Setiap staf yang diberhentikan akan ditawari pembayaran redundansi yang ditingkatkan.”
Tidak ada staf yang akan terpengaruh setidaknya selama tiga bulan, tambahnya.
(Rahman Asmardika)