LONDON – Pria Inggris yang dibebaskan setelah menjadi tawanan perang Rusia di Ukraina mengatakan bahwa dia "diperlakukan lebih buruk daripada seekor anjing" dan ditahan di sel isolasi selama lima bulan.
Aiden Aslin telah kembali ke Inggris setelah ditahan selama berbulan-bulan menyusul penangkapannya oleh pasukan dukungan Rusia di Ukraina.
Berbicara kepada The Sun pada Minggu, (25/9/2022) Aslin mengatakan setelah ditikam dia ditanya apakah dia menginginkan kematian yang cepat atau "kematian yang indah".
Dia mengatakan para tahanan harus menyanyikan lagu kebangsaan Rusia setiap pagi.
"Dan jika Anda tidak menyanyikannya, Anda akan dihukum karenanya. Anda akan dipukuli," katanya sebagaimana dilansir BBC.
Dalam wawancara tersebut, si mantan tahanan mengatakan dia ditikam selama ditahan - dan dipukuli karena tatonya.
Sepuluh tahanan, termasuk Aslin, dibebaskan pada Rabu, (21/9/2022) malam setelah Arab Saudi mengatakan telah menengahi pertukaran antara Rusia dan Ukraina.
Di antara mereka ada lima warga negara Inggris yang dibebaskan - termasuk John Harding, Dylan Healy, Andrew Hill, dan Shaun Pinner.
Aslin dari Newark, Nottinghamshire ditahan pada April saat bertempur di kota tenggara Mariupol.
Dia, Pinner dan warga negara Maroko, Brahim Saadoun, diadili di Republik Rakyat Donetsk yang dideklarasikan sendiri dan diberitahu bahwa mereka menghadapi hukuman mati.
BACA JUGA: 2 Warga Inggris yang Bertempur untuk Ukraina Dihukum Mati di Donetsk
Mengacu pada saat dia ditikam dari belakang dengan pisau, Aslin berkata: "Saya tahu ada kemungkinan yang sangat tinggi bahwa saya akan dibunuh."
Dia kemudian ditanya oleh seorang Rusia yang menjaganya: "Apakah Anda ingin kematian yang cepat atau kematian yang indah?"
Menjawab kematian yang cepat, Aslin diberitahu: "Anda akan memiliki kematian yang indah dan saya akan memastikan itu adalah kematian yang indah."