RUSIA - Uni Eropa (UE) mengatakan kejahatan perang telah dilakukan menyusul serangan brutal yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Rusia mendukung teror dan kebrutalan.
Berbicara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Sergiy Kyslytsya, Duta Besar Ukraina untuk PBB, mengatakan keluarganya berada di daerah perumahan di Ukraina ketika diserang oleh rudal Rusia terbaru dan mereka tidak dapat pergi ke tempat perlindungan bom.
Dia mengatakan Rusia telah membunuh beberapa kerabatnya, menyebutnya "negara teroris" yang harus dicegah dengan cara sekuat mungkin untuk mencegah kekejaman lebih lanjut. Dia menambahkan bahwa delegasi Rusia ke PBB meninggalkan "jejak darah" setiap kali memasuki aula Majelis Umum.
Baca juga: Puluhan Rudal Rusia Gempur Kota-Kota Ukraina, Setidaknya 5 Orang Tewas dan 12 Terluka
Majelis Umum mengadakan pertemuan darurat menyusul serangan terbaru Rusia. Meskipun sesi itu diadakan karena pencaplokan Kremlin atas empat wilayah Ukraina yang sebagian diduduki menyusul referendum palsu, sesi itu telah dibayangi oleh serangan pagi ini.
Adapun China dan India, yang tidak mengutuk perang, menyerukan de-eskalasi.
Seperti diketahui, serangan rudal Rusia mulai mengenai sasaran di seluruh Ukraina sekitar jam sibuk pada pagi hari pada Senin (10/10/2022), dalam pemboman perang yang paling luas.
Ihor Zhovka, Wakil kepala kantor Presiden Zelensky, mengatakan bom serangan ini dirancang untuk menabur kepanikan.
Dia mengatakan kepada BBC jika serangan itu lebih intens daripada yang pernah terlihat sebelumnya, dan dalam beberapa hal menyerupai hari-hari awal perang.
Dia menambahkan bahwa ini tidak mengejutkan, dan merupakan pertanda dari hal-hal yang akan datang selama musim dingin yang "sangat sulit" di depan.
(Susi Susanti)