NEW YORK - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu, (12/10/2022) mengecam keras "upaya pencaplokan ilegal" Rusia atas empat wilayah yang diduduki sebagian di Ukraina dan meminta semua negara untuk tidak mengakui langkah itu. Ini semakin memperkuat isolasi diplomatik internasional Rusia sejak Negeri Beruang Merah menyerang tetangganya pada akhir Februari.
Tiga perempat dari 193 anggota Majelis Umum, 143 negara, memberikan suara mendukung resolusi yang juga menegaskan kembali kedaulatan, kemerdekaan, persatuan dan integritas wilayah Ukraina dalam batas-batas yang diakui secara internasional.
"Luar biasa," kata Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya kepada wartawan setelah pemungutan suara saat dia berdiri di samping Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, yang mengatakan hasil itu menunjukkan Rusia tidak dapat mengintimidasi dunia.
Hanya empat negara yang bergabung dengan Rusia dalam pemungutan suara menentang resolusi tersebut - Suriah, Nikaragua, Korea Utara, dan Belarusia. Tiga puluh lima negara abstain dari pemungutan suara, termasuk mitra strategis Rusia, China, sementara sisanya tidak memilih.
BACA JUGA: PM Israel Terang-terangan Dukung Solusi Dua Negara di PBB, Ternyata Ini Alasannya
"Hari ini Rusia menginvasi Ukraina. Tapi besok bisa jadi negara lain yang wilayahnya dilanggar. Bisa jadi Anda. Anda bisa jadi berikutnya. Apa yang Anda harapkan dari majelis ini?" kata Thomas-Greenfield kepada Majelis Umum sebelum pemungutan suara, sebagaimana dilansir Reuters.
Moskow pada September memproklamirkan pencaplokannya atas empat wilayah yang diduduki sebagian di Ukraina - Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia - setelah menggelar apa yang disebutnya referendum. Ukraina dan sekutunya mengecam pemungutan suara itu sebagai tindakan ilegal dan memaksa.