RUSIA – Rusia mengutus komandan baru pasukan Rusia Jenderal Sergei Surovikin untuk berperang di Ukraina.
Jenderal Surovikin adalah komandan baru perang Rusia di Ukraina - apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus". Jenderal ini diketahui adalah sosok yang memiliki reputasi untuk metode perang yang cukup keras.
Dia dijuluki Jenderal Armageddon dan merupakan veteran perang Rusia. Dia memiliki segudang pengalaman perang. Salah satunya yakni saat berada di Suriah. Dia mengawasi serangan bom Rusia yang menewaskan banyak warga sipil. Dia juga memerintahkan pasukan yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Chechnya.
Baca juga: Rebutan Wilayah, Rusia Akui Kherson Tegang di Bawah Serangan Roket Pasukan Ukraina
Baru-baru ini, dia dilaporkan sedang bertarung mempertahankan wilayah Kherson dari pasukan Ukraina yang ingin merebut kembali daerah itu.
Dikutip BBC, saat berada Kherson, dia , mengatakan tembakan roket Ukraina telah merusak Jembatan Antonivsky Kherson dan bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka, menghalangi lalu lintas di sepanjang arteri utama tersebut.
Baca juga: Serangan Rusia Terus Berlanjut, Rumah Sakit Bekerja dengan Listrik Cadangan
Hal ini menyebabkan masalah pasokan untuk layanan penting, yaitu pengiriman makanan, air dan listrik. BBC tidak dapat memverifikasi kesulitan di Kherson yang dijelaskan oleh sang jenderal.
Dia juga mengatakan bahwa Ukraina melancarkan serangan konstan di front yang luas - di daerah Kupiansk dan Lyman di timur dan, di selatan, di front Mykolaiv-Krivyi Rih.
Jenderal Surovikin berbicara saat serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia terus berlanjut di Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya, banyak dari mereka menargetkan pasokan listrik Ukraina. Banyak wilayah di Kyiv sekarang tidak memiliki listrik atau air mengalir.
Kherson adalah kota besar pertama yang jatuh ke tangan Rusia, pada Februari lalu.
Kherson adalah satu-satunya ibu kota wilayah Ukraina yang direbut oleh Rusia dalam invasi mereka. Kremlin sekarang mengklaim Kherson dan tiga wilayah Ukraina lainnya sebagai bagian dari Rusia - klaim yang ditolak secara internasional.
Pasukan Ukraina terus-menerus merebut kembali wilayah terdekat selama beberapa minggu terakhir. Mereka telah mendorong sejauh 30km (19 mil) selatan sepanjang Dnieper, mengancam akan menjebak pasukan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa 30% dari pembangkit listrik negaranya telah hancur dalam delapan hari terakhir.
(Susi Susanti)