Pada Sabtu (22/10/2022), seorang pejabat Ukraina, Yuriy Sobolevskyi, menuduh di Telegram bahwa “serangan yang meneror Kherson” telah menyebabkan semua lift dimatikan di kota.
Wanita itu mengatakan dia tidak mempertimbangkan untuk pergi. “Sejujurnya, pertanyaan ini membuat saya marah….Ini tanah saya, Kherson adalah rumah saya. Kami mengambil bagian dalam demonstrasi melawan penjajah sejak hari-hari pertama perang, kami berjuang sekeras yang kami bisa. Perjuangan ini masih berlangsung,” ujarnya.
Wanita itu mengatakan bahwa selama beberapa hari terakhir dia tidak mendengar ada orang yang dipaksa pergi. Beberapa orang masih berusaha mencapai Vasylivka di wilayah tetangga Zaporizhia, satu-satunya titik persimpangan antara wilayah yang dikuasai Rusia dan Ukraina yang masih terbuka.
Tidak jelas apakah situasi itu sekarang akan berubah setelah instruksi terbaru dari otoritas yang ditunjuk Rusia.
Wanita itu mengatakan suasana di kota itu tegang. “Orang-orang kelelahan secara emosional, beberapa tidak meninggalkan rumah mereka untuk menghindari kontak dengan militer. Tidak mungkin untuk bersantai di sini. Di malam hari ketika saya mendengar mobil melaju di dekat rumah, saya mulai gugup, karena mobil di larut malam bukanlah pertanda baik,” ungkapnya.
Dia bersikeras bahwa sebagian besar dari mereka yang tersisa memahami bahwa militer Ukraina tidak akan pernah membahayakan penduduk dan tidak akan ada penembakan terhadap warga sipil.
Wanita itu mengatakan bahwa sementara utilitas terus berfungsi, orang-orang khawatir tentang daya dan pemanas yang memadai selama musim dingin. "Semua orang takut akan musim dingin yang akan datang,” ungkapnya.