Pemerintah Zimbabwe percaya bahwa entah bagaimana tengkorak para pahlawan negara itu berakhir di arsip museum Inggris. Di antaranya adalah tengkorak milik pemimpin spiritual, termasuk Charwe Nyakasikana, yang kemudian dikenal sebagai Mbuya (Nenek) Nehanda karena dia adalah perantara roh leluhur yang dihormati Nehanda. Dia ditangkap setelah dituduh membunuh seorang pejabat Inggris.
Nehanda diyakin digantung dan tubuhnya dipenggal. Apa yang terjadi selanjutnya tidak jelas. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, pejabat Zimbabwe telah membuat beberapa pernyataan publik yang mengatakan bahwa itu berakhir di Museum Sejarah Alam.
Dengan teriakan kematian "tulang saya pasti akan bangkit", Nehanda menjadi simbol yang semakin kuat bagi mereka yang berjuang melawan kekuasaan minoritas kulit putih di tempat yang kemudian dikenal sebagai Rhodesia dari akhir 1960-an.
Zimbabwe diketahui memperoleh kemerdekaan pada 1980. Patung Nehanda setinggi tiga meter sekarang berdiri di atas jalan utama di pusat Harare. Pada pembukaannya pada 2021, Presiden Emmerson Mnangagwa berjanji untuk terus menyerukan pengembalian tengkoraknya dan lainnya dari Museum Sejarah Alam.
Godfrey Mahachi, yang memimpin delegasi ke Inggris, mengatakan kepada BBC pada 2020 ketika kunjungan itu direncanakan, bagi warga Zimbabwe, pencopotan kepala ‘berarti bahwa Anda benar-benar telah menghukum orang tersebut di luar kubur’.
"Jika kepalanya terpisah, itu berarti arwah orang itu akan bertahan selamanya dan tidak pernah menetap,” terangnya.
Meski tidak menemukan apa yang dicari delegasi Zimbabwe, baik Museum Sejarah Alam maupun Universitas Cambridge mengatakan mereka berkomitmen untuk bekerja sama dengan pemerintah Zimbabwe untuk memulangkan apa yang ditemukan.