Menurut studi pra-cetak yang tidak ditinjau sejawat di situs web ResearchSquare, tim pun akhirnya menggabungkan dua pengobatan antivirus yang sebelumnya tidak digunakan bersama - Paxlovid dan Remdesivir - dan memberikannya kepada pasien yang tidak sadar melalui selang hidung,
“Ajaibnya, dia sembuh dan mungkin sekarang ini adalah cara bagaimana kita mengobati infeksi persisten yang sangat sulit ini,” kata Dr Snell, menekankan bahwa perawatan ini mungkin tidak berlaku untuk kasus Covid-19 normal.
Pada konferensi European Society of Clinical Microbiology and Infectious Diseases (ECCMID) pada April lalu, tim mengumumkan infeksi persisten yang paling lama diketahui pada seorang pria yang dites positif selama 505 hari sebelum kematiannya.
"Kasus yang sangat menyedihkan itu datang lebih awal dalam pandemi,” ujarnya. Dia bersyukur sekarang ada begitu banyak pilihan perawatan yang tersedia.
(Susi Susanti)