JAKARTA - Korea Utara berulang kali memicu alarm di sejumlah negara di kawasan Pasifik seiring dengan peningkatan uji coba rudal, termasuk yang melesat di atas Jepang belum lama ini.
Selain itu, militer Korea Utara diperkirakan akan segera menguji perangkat nuklir lainnya. Korea Utara telah menguji berbagai rudal balistik, rudal jelajah dan rudal hipersonik.
Rudal hipersonik melesat beberapa kali lipat dari kecepatan suara dan pada ketinggian rendah, untuk menghindari deteksi radar.
Paling tidak ada 8 rudal yang dimiliki Korea Utara:
1. Nodong dengan jangkauan 1.500 km
2. Pukguksong-3 dengan jangkauan 1.900 km
3. Pukguksong-2 dengan jangkauan 2.000 km
4. Musudan dengan jangkauan 4.000 km
5. Hwasong-12 dengan jangkauan 4.500 km
6. Hwasong-14 dengan jangkauan 10.400 km
7. Hwasong-15 dengan jangkauan 13.000 km
8. Hwasong-17 dengan jangkauan lebih dari 15.000 km
Rudal yang ditembakkan di atas Jepang pada bulan Oktober diperkirakan merupakan rudal jarak menengah Hwasong-12, yang memiliki jangkauan 4.500 km - cukup jauh untuk menghantam Pulau Guam milik AS dari Korea Utara.
Sebuah uji coba rudal balistik yang lebih baru diyakini telah gagal, dan tidak berhasil melintasi Jepang.
"Korea Utara telah menguji rudal dengan jangkauan yang semakin jauh dan semakin jauh," kata Joseph Byrne, peneliti di Royal United Services Institute dilansir dari BBC.
"[Kegiatan] ini bisa menjadi pertanda bahwa mereka akan menguji hulu ledak nuklir lain, yang telah diprediksi selama beberapa waktu," tambahnya.
Korea Utara juga telah menguji coba rudal balistik Hwasong-14. Rudal ini memiliki jangkauan 8.000 km - meskipun beberapa penelitian menyebut rudal itu bisa menempuh perjalanan sejauh 10.000 km, sehingga mampu mencapai New York. Ini adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama Korea Utara.
Rudal Hwasong-15 diyakini memiliki jangkauan 13.000 km, menempatkan semua daratan AS dalam jangkauannya.
Pada Oktober 2020, Korea Utara meluncurkan rudal balistik terbarunya - Hwasong-17. Rudal ini diyakini memiliki jangkauan 15.000 km atau lebih.
Rudal tersebut mungkin bisa membawa tiga atau empat hulu ledak- sehingga lebih sulit bagi suatu negara untuk mempertahankan diri.
Rangkaian rudal baru ini tampaknya menjadi pesan kepada pemerintahan Joe Biden bahwa kekuatan militer Korea Utara telah meningkat, kata para ahli.
Pada Maret 2021, Korut meluncurkan apa yang disebutnya "proyektil berpemandu taktis tipe baru", yang digadang-gadang mampu membawa muatan 2,5 ton - sehingga secara teori mampu membawa hulu ledak nuklir.
Analis di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa itu tampaknya merupakan "varian pembaruan" dari rudal yang diuji sebelumnya, KN-23.