Kembali ke Balai Kota, lautan lilin berkelap-kelip saat malam tiba, menyinari wajah para pengunjuk rasa yang bertopeng dalam cahaya yang hangat. Banyak dari mereka adalah orang setengah baya atau lebih tua.
Yeom Sung-won, yang memiliki dua anak yang masih kecil, masih bisa mengingat dengan jelas insiden Sewol.
"Itu sangat menyedihkan. Dan sulit dipercaya ini terjadi lagi. Itu sebabnya saya datang ke sini," terang arsitek berusia 59 tahun itu dengan mata berkaca-kaca.
"Aku patah hati, ini sangat tidak masuk akal,” ujarnya.
"Pemerintah telah mengabaikan mereka. Seharusnya melindungi warganya dan mengamankan keselamatan mereka, apa pun yang terjadi,” tambahnya.
(Susi Susanti)