Seorang profesor di Fakultas Kedokteran di Universitas Chulalongkorn, Teerawat Hemajuta, dikutip sebagai peringatan untuk tidak memegang atau memakan kelelawar yang dimasak sekalipun, menunjukkan bahwa organ, darah, dan bahkan bulu hewan tersebut dapat mengandung patogen parah yang dapat membuat seseorang sakit parah.
Isu kelelawar dan keterkaitannya dengan asal-usul Covid-19 telah menjadi kontroversi sejak awal pandemi. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) percaya virus Covid-19 berevolusi pada kelelawar sebelum ditularkan ke manusia.
Pada musim semi 2021, WHO mengeluarkan laporan lengkap tentang asal-usul virus corona, yang menyatakan bahwa kebocoran dari laboratorium tidak mungkin terjadi. Di seluruh komunitas ilmiah, baik "pasien nol" Covid-19 maupun "kelelawar yang bersalah" tidak dilacak.
(Rahman Asmardika)