KANADA - Seorang pria Kanada kembali dituduh membunuh tiga orang wanita setelah sebelumnya didakwa membunuh satu wanita lainnya di Kota Winnipeg.
Pada Mei lalu, polisi mendakwa pria berusia 35 tahun itu dengan tuduhan membunuh satu korban, Rebecca Contois yang berusia 24 tahun.
Pada Kamis (1/12/2022), mereka mendakwanya dengan tiga tuduhan pembunuhan tingkat pertama. Polisi Winnipeg mengatakan semua korban diyakini wanita pribumi.
Baca juga: Pria Ini Dihukum Penjara Seumur Hidup dan 15 Cambukan Usai Bunuh Anak Pacarnya Bayi Usia 9 Bulan
Polisi mengidentifikasi tersangka sebagai Jeremy Skibicki dari Winnipeg, yang pertama kali ditangkap pada 18 Mei lalu sehubungan dengan pembunuhan Contois, anggota Bangsa Pribumi O-Chi-Chak-Ko-Sipi di provinsi Manitoba.
Baca juga: Pengakuan Serdadu Myanmar yang Membunuh dan Rudapaksa Warga Sipil, Diperintahkan Atasan
Dalam konferensi pers pada Kamis (1/12/2022), para penyelidik mengatakan mereka yakin Skibicki bertanggung jawab atas tiga kematian lainnya.
Dikutip BBC, Kepala Polisi Danny Smyth mengatakan selalu meresahkan ketika ada pembunuhan berantai apa pun. Dia menambahkan pembunuhan ini sangat mengganggu karena melibatkan wanita pribumi.
Morgan Beatrice Harris, 39, dibunuh pada atau sekitar 1 Mei, sementara Marcedes Myran, 26, dibunuh pada atau sekitar 4 Mei. Kedua wanita tersebut adalah anggota Bangsa Pribumi Long Plain tetapi tinggal di Winnipeg.
Polisi belum mengidentifikasi korban keempat. Mereka telah meminta informasi kepada publik dan merilis foto jaket musim dingin yang dapat dibalik miliknya.
Penyelidik mengatakan mereka yakin korban yang tidak dikenal itu juga seorang wanita pribumi berusia pertengahan 20-an.
Mayat Harris dan Myran serta wanita tak dikenal itu belum ditemukan. Adapun jasad Cantois ditemukan pada 16 Mei lalu di sebuah tempat sampah di sisi utara Winnipeg.
Seperti diketahui, Kanada memiliki sejarah kekerasan yang tidak proporsional yang dihadapi oleh perempuan pribumi, yang disebut sebagai "genosida". Hal ini terungkap melalui penyelidikan publik nasional pada 2019.
Penyelidikan Nasional tentang Wanita dan Gadis Pribumi yang Dibunuh dan Hilang menemukan bahwa sekitar 1.200 wanita Bangsa Pribumi di Kanada telah dibunuh atau hilang antara 1980 dan 2012. Para advokat percaya bahwa jumlahnya lebih tinggi.
Badan statistik federal negara tersebut melaporkan pada 2014 bahwa wanita pribumi enam kali lebih mungkin menjadi korban pembunuhan daripada wanita non-pribumi.
Pada 2014, pembunuhan Tina Fontaine, seorang gadis pribumi berusia 15 tahun yang tubuhnya ditemukan di Sungai Merah Winnipeg, membangkitkan dukungan nasional untuk perlindungan yang lebih baik bagi perempuan dan gadis pribumi.
Seorang pria yang dituduh membunuh Fontaine dibebaskan oleh juri pada 2018, dan jaksa tidak mengajukan banding atas kasus tersebut.
(Susi Susanti)