Sementara itu, Taliban mengklaim telah meningkatkan keamanan sejak kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu. Namun telah terjadi sejumlah serangan dan ledakan bom, yang banyak diantaranya diklaim oleh kelompok ISIS cabang lokal.
Hotel itu diketahui populer di kalangan pengusaha China, yang berbondong-bondong ke Afghanistan sejak kembalinya Taliban dan mencoba memperoleh kesepakatan bisnis yang berisiko tinggi tapi berpotensi menguntungkan.
China, yang berbatasan langsung dengan Afghanistan sepanjang 76 kilometer, belum secara resmi mengakui pemerintahan Taliban. Namun merupakan satu dari sedikit negara yang menjaga kehadiran diplomatiknya di negara tersebut.
(Susi Susanti)