KALEIDOSKOP 2022: Dramatisnya Tembak Mati Terduga Terorisme di Sukoharjo

Khafid Mardiyansyah, Jurnalis
Selasa 20 Desember 2022 07:29 WIB
Share :

JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap seorang terduga teroris di wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu 9 Maret 2022 malam.

Petugas terpaksa menembak pelaku lantaran melakukan perlawanan saat dilakukan penangkapan. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengungkapkan bahwa terduga teroris itu merupakan jaringan dari Jamaah Islamiah (JI).

"Keterlibatan SU adalah selaku anggota organisasi teroris JI," kata Ramadhan dalam jumpa pers di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan.

Ramadhan juga menyebut, SU pernah menjabat sejumlah posisi strategis di kelompok teroris tersebut. Salah satu diantaranya adalah, penasihat Amir Jamaah Islamiah.

Detik-Detik Ditembak Mati

Ramadhan menjelaskan, sebelum melakukan tindakan tegas dan terukur, Densus 88 telah memberikan peringatan kepada tersangka teroris tersebut.

Namun terduga teroris tersebut tetap menjalankan mobilnya dan melaju dengam kencang serta menggoyangkan setir ke kanan ke kiri atau gerakan zig-zag.

Setelah mencoba melarikan diri, kata Ramadhan, tersangka teroris itu akhirnya menabrak kendaraan masyarakat umum yang melintas.

"Dikarenakan situasi yang dapat membahayakan jiwa petugas dan masyarakat sehingga petugas melakukan upaya paksa dengan melakukan tindakan tegas terukur," ucap Ramadhan.

Pihak Densus 88 sempat membawa tersangka teroris itu ke rumah sakit terdekat. Namun, nyawa dari terduga berinsial SU itu tidak tertolong.

"Kemudian petugas membawa tsk ke rumah sakit Bhayangkara Polresta Surakarta untuk penanganan medis namun yang bersangkutan meninggal dunia saat dievakuasi," tutup Ramadhan.

Siapa SU?

Menurut polisi, SU pernah menjabat sejumlah posisi strategis di kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI). Salah satunya penasihat Amir Jamaah Islamiah.

"Kemudian yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai Amir Khidmat, Deputi Dakwah dan informasi dan yang bersangkutan sebagai penasihat Amir JI dan juga penanggung jawab Ilal ahmar," ujar Ramadhan.

Dalam kesehariannya, SU juga dikenal sebagai seorang dokter.

Ketua Rt 01/07 Bangun Sari, Gayam, Sukoharjo, Bambang Pujiana mengatakan, dilingkungannya SU dikenal sebagai dokter. Hanya saja, Bambang tak mengetahui SU, dokter apa.

"Yang saya kenal, pak SU itu seorang dokter. Tapi dokter apa saya tidak tahu. Pokoknya dokter," papar Bambang yang juga Kabid Perdagangan di Pemkab Sukoharjo.

Selama ia menjabat sebagai Ketua RT, SU tidak pernah berinteraksi dengan warga sekitar. Bahkan di grup WhatsApp di mana SU tinggal, dirinya tidak memasukannya di dalam grup RT. Dan SU bukan orang Bangun Sari.

Meskipun rumah yang ditempati SU bersama istri dengan empat orang anaknya itu adalah rumahnya sendiri.

"Dua tahun saya menjabat sebagai ketua RT, pak SU tak pernah berinteraksi dengan warga. Bahkan saya tak memasukannya di dalam grup WhatsApp lingkungan saya,"paparnya.

Sedangkan dirinya baru mengetahui bila tetangganya itu diduga terlibat dalam jaringan teroris, setelah diberitahu Babinkamtibmas.

"Saya baru tahu setelah dikasih tahu oleh Babinkamtibmas. Sebelumnya saya dan warga tidak ada yang tahu apa aktivitasnya," pungkasnya.

Keluarga Membantah

Salah satu keluarga, Ustadz Endro Sudarsono mengatakan pihak keluarga sangat menyesalkan kejadian tersebut pasalnya, keluarga tidak meyakini bila SU yang berprofesi sebagai dokter umum ini termasuk kedalam jaringan terorisme seperti yang dituduhkan pada almarhum.

"Kami dari pihak keluarga tidak percaya bila almarhum ikut jaringan teroris seperti yang dituduhkan. Tuduhan itu tidak mendasar, karena jiwa sosial almarhum begitu tinggi,"ungkap Ustad Endro.

Semasa hidup, ungkap Ustad Endro, almarhum dikenal memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi. Bahkan, semasa hidup, almarhum ikut terlibat didalam penanganan bencana alam dan membantu sesama.

"Almarhum semasa hidup memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi. Baik di klinik dimana almarhum mengabdi, maupun di masyarakat. Bahkan, setiap ada bencana, almarhum ikut didalamnya," jelas Ustad Endro.

(Khafid Mardiyansyah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya