Covid China Melonjak Tanpa Data Jelas, 5 Orang Meninggal

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 21 Desember 2022 11:13 WIB
Kematian Covid-19 di China (Foto: Reuters)
Share :

CHINA - China telah menguraikan cara menghitung kematian akibat Covid-19 di tengah skeptisisme tentang dampak nyata dari penyakit tersebut.

Jumlah kemaian itu hanya mencakup mereka yang meninggal karena penyakit pernapasan, seperti pneumonia.

Secara resmi, hanya ada lima kematian akibat Covid pada Selasa (20/12/2022), dua pada Senin (19/12/2022) dan tidak ada kematian dalam dua minggu sebelumnya.

 BACA JUGA: China Prediksi 3 Gelombang Infeksi Covid pada Musim Dingin

Metode penghitungan bertentangan dengan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Akibatnya jumlah kematian ini jauh di bawah angka kematian di banyak negara lain.

BACA JUGA: WHO Sebut Lonjakan Covid-19 di China Bukan karena Pencabutan Pembatasan Tapi karena Vaksinasi Rendah

WHO mengatakan negara-negara menggunakan proses yang berbeda untuk menguji dan melaporkan kematian akibat Covid-19 membuat perbandingan antar negara menjadi sulit.

Itulah sebabnya banyak negara mencatat kematian akibat Covid-19 sebagai kematian berlebih. Yakni berapa banyak orang yang meninggal daripada yang biasanya diperkirakan berdasarkan angka kematian sebelum pandemi melanda.

Perhitungan ini juga memperhitungkan kematian yang tidak secara langsung disebabkan oleh Covid tetapi disebabkan oleh efek lanjutannya. Termasuk orang yang tidak dapat mengakses rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.

Sebaliknya, China memiliki kriteria ketat untuk mengonfirmasi kasus Covid-19, yang mencakup bukti kerusakan paru-paru pada pasien yang disebabkan oleh virus. Ini harus dikonfirmasi dalam pemindaian.

Namun, negara tersebut saat ini sedang mengalami lonjakan kasus sejak pencabutan pembatasan terberatnya awal bulan ini.

Angka resmi menunjukkan jumlah kasus harian baru dan kematian yang relatif rendah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa jumlahnya diremehkan karena penurunan baru-baru ini dalam pengujian Covid.

Dalam upaya untuk mengatasi kekhawatiran itu, Dewan Negara mengadakan konferensi pers pada Selasa (20/12/2022).

Pakar penyakit menular Prof Wang Gui-qiang mengklarifikasi bahwa hanya pneumonia dan gagal napas yang disebabkan oleh virus corona yang dihitung sebagai kematian akibat Covid.

China News Service melaporkan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya tidak termasuk dalam hitungan resmi. Penguncian yang ketat dilaporkan memperhitungkan jumlah kematian resmi China yang tetap sangat rendah sejak awal pandemi - angka resminya lebih dari 5.200.

Ini sama dengan hanya tiga kematian akibat Covid dalam setiap satu juta di China, dibandingkan dengan 3.000 per juta di Ameika Serikat (AS) dan 2.400 per juta di Inggris.

China telah menghadapi tantangan dengan vaksin yang digunakan dan khususnya memberikannya kepada orang yang paling rentan.

Secara keseluruhan, China mengatakan lebih dari 90% populasinya telah divaksinasi penuh. Namun, kurang dari separuh orang berusia 80 tahun ke atas telah menerima tiga dosis vaksin. Orang lanjut usia lebih mungkin menderita gejala Covid yang parah.

China telah mengembangkan dan memproduksi vaksinnya sendiri, yang terbukti kurang efektif dalam melindungi orang dari penyakit Covid yang serius dan kematian dibandingkan vaksin mRNA yang digunakan di sebagian besar dunia.

Komentar Prof Wang datang ketika rumah sakit di ibu kota Beijing dan di kota-kota lain berjuang untuk mengatasi lonjakan Covid terbaru.

Gelombang terbaru juga menghantam layanan pos dan katering.

Sementara itu, kota terbesar di China, Shanghai, telah memerintahkan sebagian besar sekolahnya untuk mengambil kelas daring saat kasus melonjak.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya