Ketika tim BBC berkeliling, tim bisa melihat paviliun rumit yang menampilkan ikonografi mitologi Hindu yang terukir di batu.
Tetapi, yang paling megah adalah Mahamandapa (Aula Besar). Teras yang besar diapit oleh patung gajah mengarah ke aula berpilar, yang berada di atas platform batu yang diukir dengan motif kuda dan bunga.
Dipenuhi oleh tiang-tiang batu yang menjulang tinggi dan pahatan-pahatan rumit, paviliun ini berfungsi sebagai panggung bagi penari klasik yang tampil di hadapan raja dan para dewa.
“Bayangkan, suara veena, tabla, jaltarang [alat-alat musik gesek dan perkusi klasik India] memenuhi ruangan ini,” kata pemandu tim BBC, Manjunath, dikutip BBC.
Tim BBC memvisualisasikan para penari berputar-putar di sekitar paviliun ketika para musisi memainkan melodi yang indah menggunakan alat musik tiup, dawai, dan perkusi mereka di tengah latar Hampi yang tandus dan bertabur batu.
Tapi kemudian Manjunath menunjuk ke pilar-pilar batu yang menjulang di sekitar kami.
“Ini [pilar-pilar batu] adalah satu-satunya alat musik yang digunakan di sini,” tambahnya dengan nada agak misterius.
“Pilar musik” Hampi adalah fenomena yang membuat orang-orang bingung selama berabad-abad.