BRASIL - Kelompok pembela hak masyarakat adat dan otoritas kesehatan Brasil mengungkapkan lebih dari 500 anak Suku Yanomami telah meninggal dunia akibat penyakit yang dapat dicegah sejak 2019
André Siqueira, seorang dokter dari Yayasan Oswaldo Cruz (Fiocruz) – salah satu lembaga kesehatan ternama di Brasil telah menghabiskan beberapa hari di cagar adat Yanomami di Amazon sebagai utusan khusus Organisasi Kesehatan wilayah Pan-Amerika yang meliputi Amerika Utara dan Selatan.
Dia sudah melihat betapa parahnya kondisi di sana hingga menjadi sorotan media nasional dan internasional.
BACA JUGA: Kisah Juliane Koepcke, Wanita yang Selamat dari Jatuhnya Pesawat dan Terdampar di Hutan Amazon
”Apa yang kami amati adalah situasi yang sangat genting dari segi kesehatan, dengan pasien-pasien menderita gizi sangat buruk, infeksi saluran pernapasan, banyak kasus malaria dan penyakit diare,” terangnya, dikutip BBC.
BACA JUGA: Kisah Wanita Suku Amazon, Suka Menculik Pria Perkasa dan Memotong Payudara
”Selain itu, ada juga kurangnya tim [bantuan] dan struktur,” lanjutnya.
”Melihat penderitaan seperti ini terjadi adalah hal yang sangat menakutkan,” ujarnya.
Pada 15 Januari lalu, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang baru mulai menjabat pada awal tahun baru, mengumumkan masyarakat di wilayah tersebut sedang berada dalam keadaan darurat kesehatan.
Hal ini ia tetapkan setelah diketahui bahwa ratusan anak suku Yanomami telah meninggal karena kekurangan gizi dalam empat tahun terakhir.
Tewasnya ratusan anak suku Yanomami dapat dikaitkan pada pencemaran air yang disebabkan oleh aktivitas penambangan dan penebangan pohon di area hutan itu, di mana kekurangan pangan merajalela.