Pihak berwenang China membantah balon raksasa itu digunakan untuk memata-matai dan bersikeras itu adalah kapal cuaca yang tersesat.
Biden diketahui pertama kali menyetujui rencana untuk menembak jatuh balon raksasa pada Rabu (1/2/2023), tetapi memutuskan untuk menunggu sampai objek tersebut berada di atas air agar tidak membahayakan orang di darat.
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) menghentikan sebentar semua penerbangan sipil di tiga bandara di sekitar pantai Carolina Selatan dan menyarankan para pelaut untuk meninggalkan daerah tersebut.
Hubungan antara China dan AS menjadi tegang akibat insiden tersebut, dengan Pentagon menyebutnya sebagai "pelanggaran yang tidak dapat diterima" atas kedaulatannya.
Pejabat militer AS pada Jumat (3/2/2023) mengatakan balon mata-mata China kedua telah terlihat di Amerika Latin. Pada hari yang sama, Angkatan Udara Kolombia mengatakan objek yang teridentifikasi - diyakini sebagai balon - terdeteksi pada 3 Februari di wilayah udara negara di atas 55.000 kaki.
Angkatan Udara mengatakan balon itu mengikuti objek sampai meninggalkan wilayah udara, menambahkan bahwa itu tidak merupakan ancaman bagi keamanan nasional.
Adapun China belum berkomentar secara terbuka tentang balon kedua.
(Susi Susanti)