Pemberontakan Sayap Kiri: Madiun Affair Meletus, Republik Soviet Berdiri

Natalia Bulan, Jurnalis
Selasa 28 Februari 2023 06:13 WIB
Ilustrasi/YouTube HVB
Share :

Seperti dikutip dari catatan Harry A Poeze dalam bukunya, ‘Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia’, ketegangan itu kembali terjadi di Kota Madiun, di 350 personel Pasukan Siliwangi serta sejumlah anggota Brigade Mobil CPM (Corps Poilisi Militer), ditawan dan dilucuti Pasukan Brigade 29 pimpinan Soemarsono yang berkekuatan 1.500 personel pada 18 September 1948 pagi.

Hal tersebut baru terdengar di ibu kota republik saat itu, Yogyakarta pada siang hari. Sementara. Presiden Soekarno menanggapinya dengan tegas, di mana segenap rakyat harus menjatuhkan pilihan, antara ikut pemerintahannya atau ikut Musso.

“Pilih satu di antara dua. Ikut Musso dengan PKI-nya yang akan membawa bangkrutnya cita-cita Indonesia merdeka, atau ikut Soekarno-Hatta. Insya Allah dengan bantuan Tuhan, akan bisa memimpin negara Republik Indonesia yang merdeka, tidak dijajah negara manapun juga,” seru Soekarno.

Malam di hari yang sama, Musso lewat Radio Gelora Pemuda di Madiun untuk menimpali perang-perang kata dengan Soekarno yang merupakan sahabat kecilnya itu.

“Soekarno budak-budak Jepang dan Amerika. Musso selamanya menghamba pada kepentingan rakyat Indonesia. Hidup merdeka, menang perang!” seru Musso.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya