Muslim Hui telah diidentifikasi oleh Beijing sebagai "ancaman yang harus diselesaikan melalui asimilasi paksa," demikian diperingatkan dalam sebuah laporan dari koalisi kelompok hak asasi manusia, termasuk jaringan Chinese Human Rights Defenders.
Hal ini sangat kontras dengan kebebasan yang dinikmati Muslim China sebelum Presiden Xi Jinping meluncurkan tindakan keras terhadap peribadatan, dengan memaksa umat Muslim, Kristen, dan Buddha untuk mengikuti kontrol Partai Komunis.
China telah menargetkan komunitas Muslim dengan kampanye “persatuan etnis” yang dipaksakan oleh etnis Han terhadap minoritas termasuk Uighur. Dengan kampanye ini, etnis Han menekan etnis Uighur mematuhi tradisi non-Muslim, termasuk minum alkohol dan makan daging babi.