AMERIKA SERIKAT - Pada Minggu 19 Maret Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menelepon Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Telefon ini bertujuan untuk menyampaikan dukungannya terhadap 'kompromi' rencana reformasi sistem peradilan Israel.
Dari isu tersebut tanggapan pertama Biden yaitu reformasi harus menghormati apa yang disebutnya sebagai nilai inti demokrasi.
Sebelumnya diketahui bahwa rencana reformasi sistem peradilan pemerintah sayap kanan Netanyahu telah memicu unjuk rasa selama 11 minggu berturut-turut.
Reformasi ini dianggap meningkatkan kekuasaan para politisi dalam proses peradilan. Oleh karena itu banyak pengunjuk rasa yang khawatir akan rencana tersebut karena bisa menjadi ancaman terhadap demokrasi Israel.
Hal yang akan terjadi jika reformasi ini dilakukan adalah mengizinkan para pembuat kebijakan untuk membatalkan putusan Mahkamah Agung hanya dengan menggunakan suara mayoritas.