Netanyahu mengungkap ada minoritas ekstremis yang siap mengobrak-abrik Israel di tengah potensi perpecahan itu. Ia menduga, kelompok ekstremis itu menggunakan kekerasan dan hasutan. Mereka juga mengancam akan merugikan pejabat terpilih hingga memicu perang saudara.
Meski kondisi memanas, Netanyahu tetap akan terus melanjutkan reformasi tersebut. Menurutnya, reformasi tetap mesti dilakukan demi memulihkan keseimbangan yang sudah hilang di pemerintah Israel.
Setelah Netanyahu mengumumkan penundaan proses reformasi tersebut, warga Israel tetap berdemonstrasi. Bahkan di sejumlah titik, demonstrasi kian parah hingga memicu bentrokan dan penyerangan terhadap warga Arab-Israel.
(Widi Agustian)