Pada hari itu, ribuan pendukung Bolsonaro yang radikal, yang terus mengatakan pemilihan itu dicurangi, menyerbu Mahkamah Agung, Kongres, dan istana kepresidenan di Brasília.
Mereka telah berkemah di dalam dan sekitar kota selama berminggu-minggu menyerukan kudeta militer dan lebih dari 1.200 orang dituntut atas kerusuhan tersebut.
Pada Februari lalu, Senator Brasil Marcos do Val mengatakan bahwa Bolsonaro menghadiri pertemuan pada Desember tahun lalu tentang rencana untuk membuatnya tetap berkuasa, menuduh dia diminta untuk membuat kepala otoritas pemilu berkompromi untuk mendiskreditkan pemilihan presiden.
Namun dia maupun perwakilannya belum mengomentari pernyataan do Val tersebut.
(Susi Susanti)