Ledakan Bom di Kafe Tewaskan Blogger Militer Rusia, 25 Orang Terluka

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 03 April 2023 05:14 WIB
Blogger militer Rusia tewas dalam ledakan bom di sebuah kafe (Foto: Telegram)
Share :

RUSIA - Ledakan bom di sebuah kafe St Petersburg telah menewaskan blogger militer terkemuka Rusia Vladlen Tatarsky. Kementerian Dalam Negeri Rusia telah mengkonfirmasi hal ini.

Sedikitnya 25 orang terluka dalam ledakan bom di Street Food Bar No 1.

Video yang diposting di media sosial menunjukkan ledakan dan melukai orang di jalan. Belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

Vladlen Tatarsky (nama asli Maxim Fomin) adalah pendukung vokal perang Rusia di Ukraina.

Dia menjadi pembicara tamu di sebuah acara yang diselenggarakan oleh kafe saat bom meledak.

Ada laporan yang bertentangan di media Rusia tentang alat peledak itu. Menurut sumber Kementerian Dalam Negeri yang dikutip oleh media pemerintah Rusia, Tatarsky diberikan sebuah patung di dalam kotak sebagai hadiah, yang di dalamnya terdapat bom yang disembunyikan.

Video yang beredar di Telegram setelah ledakan menunjukkan dia diberikan patung dan membuat lelucon tentang itu, namun BBC tidak dapat memverifikasi apakah itu bahan peledak.

Analis BBC Rusia Olga Robinson melaporkan tidak seperti banyak blogger militer Rusia lainnya dan jurnalis media negara di Ukraina, Tatarsky diketahui ikut berperang dalam operasi tempur.

Dia telah melaporkan dari garis depan Ukraina dan menjadi terkenal tahun lalu setelah memposting video yang direkam di dalam Kremlin.

"Kami akan mengalahkan semua orang, kami akan membunuh semua orang, kami akan merampok semua orang seperlunya. Seperti yang kami suka.,” terangnya kala tiu.

Saat itu diketahui dia berbicara ketika upacara Kremlin yang diselenggarakan oleh Presiden Vladimir Putin, yang memproklamirkan aneksasi Rusia atas empat wilayah Ukraina yang sebagian diduduki. Perampasan tanah itu dikutuk secara internasional.

Situs berita St Petersburg Fontanka mengatakan kafe yang ditargetkan pada Minggu (2/4/2023) sebelumnya dimiliki oleh Yevgeny Prigozhin, kepala kelompok tentara bayaran Wagner Rusia yang terkenal kejam.

St Petersburg adalah kota asal Presiden Putin, dan tempat ia pertama kali menjadi terkenal.

Tatarsky memiliki lebih dari 500.000 pengikut di Telegram, di mana dia dan blogger militer lainnya mengkritik aspek kampanye Rusia di Ukraina.

Cyber Front Z, sebuah kelompok yang menamakan dirinya "pasukan informasi Rusia" di Telegram, mengatakan telah menyewa kafe untuk malam itu.

"Ada serangan teroris. Kami mengambil langkah-langkah keamanan tertentu, tetapi sayangnya itu tidak cukup," kata unggahannya di Telegram.

"Belasungkawa kepada semua orang yang mengenal koresponden perang yang luar biasa dan teman kita Vladlen Tatarsky,” lanjutnya.

Wartawan BBC Olga Robinson mengatakan Tatarsky telah bergabung dengan pasukan separatis Rusia pada tahun 2014, ketika mereka merebut wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur.

Ia lahir di Makiivka, di wilayah Donetsk. Menurut Tatarsky sendiri, dia bergabung dengan pemberontak Donetsk ketika mereka membebaskannya dari penjara, tempat dia menjalani hukuman perampokan bersenjata. Donetsk adalah salah satu wilayah yang diklaim telah dianeksasi oleh Rusia.

Ketika Rusia meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, Tatarsky kembali berperang dan mengomentari perang di media sosial dan media pemerintah Rusia. Dia mengaku telah membantu meluncurkan drone tempur dan membangun benteng.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova memuji Tatarsky dan blogger seperti dia sebagai "pembela kebenaran".

"Wartawan Rusia terus-menerus merasakan ancaman pembalasan dari rezim Kyiv," tulisnya di Telegram.

“Tatarsky berbahaya bagi Ukraina, tetapi dia dengan berani melanjutkan sampai akhir, memenuhi tugasnya,” tulisnya,

Sementara itu, Mykhailo Podolyak, seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, men-tweet bahwa di Rusia "laba-laba saling memakan dalam toples".

Dia juga menyarankan bahwa pertikaian politik Rusia berubah menjadi tindakan "terorisme domestik".

Pada Agustus tahun lalu, serangan bom mobil di dekat Moskow menewaskan Darya Dugina, seorang jurnalis dan pendukung terkemuka militer Rusia. Dia adalah putri filsuf ultra-nasionalis Alexander Dugin, sekutu dekat Putin.

 Podolyak menolak tuduhan Rusia atas keterlibatan Ukraina dalam pembunuhan Darya Dugina.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya