Sementara itu, mantan Menteri Luar Negeri Guatemala Edgar Gutierrez mengatakan kepada Reuters pada Minggu (2/4/2023), sikap Guatemala mempertahankan hubungan dengan Taiwan adalah cara ‘menjilat’ AS pada saat hubungan dengan Washington tegang.
“Pemerintah Guatemala sedang mencoba untuk membangun kembali jembatan dengan institusi AS tertentu dengan menawarkan Guatemala sebagai simpanan migran, memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, mendukung Ukraina, mengekstradisi lebih dari 100 pengedar narkoba pada tahun 2022 dan tetap menjadi sekutu Taiwan,” ungkapnya.
Seperti diketahui, China dan Taiwan telah berebut pengaruh di Amerika Latin sejak akhir perang saudara China pada 1949, dengan Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah China, sebuah posisi yang ditolak keras oleh Taipei. China menolak untuk mengizinkan negara lain mempertahankan hubungan diplomatik dengan keduanya pada saat yang bersamaan.
Pengaruh China di Amerika Latin telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dengan Nikaragua, El Salvador, Panama, dan Kosta Rika meninggalkan Taipei demi Beijing.
(Susi Susanti)