Gurdeniz juga menuduh Amerika Serikat (AS) dan Inggris "menggunakan" Ankara sejak 1945. Pensiunan laksamana bersikeras bahwa negara harus menyingkirkan "ketergantungan Anglo-Saxon" dengan biaya berapa pun yang masuk akal. Laksamana memprakarsai bahwa Turki harus membentuk geopolitik aliansi dengan Rusia, China, dan India dan fokus pada pengembangan kontak yang lebih dekat dengan negara-negara BRICS lainnya.
Seperti diketahui, Turki menjadi anggota Aliansi Internasional pada 1952 di tengah Perang Dingin. Namun, dinamika dalam organisasi telah berubah sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina.
Ketika negara-negara Barat dalam organisasi itu dengan keras mengkritik operasi militer Moskow di negara itu, Turki berusaha menjauhkan diri dari perang.
Hal-hal antara aliansi dan Ankara menjadi rumit ketika negara-negara Nordik seperti Finlandia dan Swedia melamar menjadi anggota aliansi. Saat sebagian besar negara anggota meratifikasi permohonan mereka, Turki dan Hungaria kesulitan untuk bergabung. Namun, di tengah semua kekacauan itu, Laksamana pensiunan menyarankan bahwa masalah internal-lah yang harus menjadi alasan di balik langkah tersebut.
(Susi Susanti)