Peristiwa bentrokan bermula saat anggota perguruan pencak silat Kera Sakti menggelar acara halal bihalal di sebuah gedung di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Grobogan.
Diduga salah paham beberapa anggota perguruan Kera Sakti tiba-tiba mengeroyok dan menghajar seorang pemuda yang diduga anggota PSHT.
"Usai melaksanakan halal bihalal, namun saat pulang ada gesekan. Kami lalu mengevakuasi atau mengamankan sehingga situasi kembali kondusif," ujarnya.
Bentrokan semakin meluas hingga di jalanan. Ratusan anggota Kera Sakti kemudian melakukan konvoi di jalanan dan kembali diadang oleh perguruan PSHT di Desa Tlogotirto.
Polisi dan TNI sempat kewalahan untuk mencegah bentrokan karena jumlah massa PSHT dan Kera Sakti mencapai ratusan orang. Aksi serang dan lempar batu terjadi di sepanjang Jalan Kradenan hingga Gabus, Grobogan, hingga mengakibatkan puluhan rumah rusak dan sebuah mobil mengalami pecah kaca akibat lemparan batu pesilat.
Adapun, untuk mengantisipasi bentrok susulan atau balas dendam masing-masing perguruan, polisi memperketat keamanan dengan melakukan patroli dan penjagaan di sepanjang jalan dan lokasi bentrokan.
Ppelaku bentrokan dari kedua belah pihak tidak ditangkap dan hanya diberikan imbauan untuk tidak mudah terpancing atau terprovokasi. Polisi rencananya juga akan mempertemukan kedua perguruan untuk membuat kesepakatan damai.
(Nanda Aria)