Namun Israel menolak tuntutan dari Jihad Islam untuk mengakhiri kebijakan pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin kelompok itu.
"Kami tidak mau menerima tuntutan delusi dari Jihad Islam," kata Anggota Knesset Yuli Edelstein, kepala Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan parlemen Israel di radio Kan.
"Sesekali, kita harus memulai tindakan dan inilah yang berhasil dilakukan oleh IDF dan Shin Bet (badan intelijen) kali ini," katanya.
Baik di Gaza yang diblokade, di mana penduduk telah mengalami puluhan tahun krisis kemanusiaan yang memburuk, dan di kota-kota Israel di dekatnya, sekolah dan bisnis tetap tutup karena ketegangan meningkat mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Kami tidak bisa tidur di malam hari karena kami khawatir akan pengeboman," kata Mohammad Abu el-Subbah, 24 tahun, berdiri di luar sebuah toko roti di Kota Gaza. "Orang-orang tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, apakah akan ada gencatan senjata atau perang akan berlanjut."