NEW YORK - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dia akan mengakhiri perang di Ukraina dalam satu hari jika terpilih kembali sebagai presiden.
“Saya tidak berpikir dalam hal menang dan kalah. Saya pikir dalam hal menyelesaikannya,” terangnya di balai kota CNN di depan audiensi langsung di negara bagian New Hampshire, dikutip Vanguard.
“Saya ingin semua orang berhenti sekarat. Mereka sekarat. Rusia dan Ukraina. Saya ingin mereka berhenti sekarat. Dan saya akan menyelesaikannya,” lanjutnya. Dia menegaskan dirinya menentang kebijakan Partai Republik yang mapan untuk mendukung Kyiv.
“Saya akan menyelesaikannya dalam 24 jam. Saya akan menyelesaikannya. Anda membutuhkan kekuatan kepresidenan untuk melakukannya," ujarnya.
Sebelumnya di balai kota, Trump bersikeras bahwa dia dapat menghentikan perang yang dimulai pada Februari tahun lalu dengan bernegosiasi langsung dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Saya akan bertemu dengan Putin. Saya akan bertemu dengan Zelensky. Keduanya sama-sama memiliki kelemahan dan sama-sama memiliki kekuatan. Dan dalam 24 jam, perang itu akan diselesaikan. Ini akan berakhir," ungkapnya.
Di lain waktu, Trump menolak untuk mengatakan apakah dia percaya bahwa Putin adalah penjahat perang atas dugaan kekejaman yang dilakukan di Ukraina.
"Jika Anda mengatakan dia penjahat perang, akan jauh lebih sulit untuk membuat kesepakatan untuk menghentikan hal ini," katanya.
“Jika dia akan menjadi penjahat perang, orang-orang akan menangkapnya dan mengeksekusinya, dia akan berjuang jauh lebih keras daripada dia bertarung dalam keadaan lain. Itu sesuatu yang harus didiskusikan di kemudian hari,” lanjutnya.
Mantan presiden itu juga mengatakan dia berpikir bahwa "Putin membuat kesalahan" dengan menginvasi Ukraina.
"Kesalahannya adalah Putin masuk dalam perang. Dia tidak akan pernah masuk jika saya menjadi presiden,” ungkapnya.
Trump, 76, telah mengumumkan upayanya untuk kembali pada tahun 2024 dan merupakan kandidat terdepan untuk menjadi calon dari Partai Republik, meskipun telah didakwa secara pidana dan tetap berada di bawah beberapa penyelidikan lain atas tuduhan serius.
(Susi Susanti)