Rashid mulai berdoa.
Kafayet Ullah berada di kapal lainnya yang beris 104 orang yang berlayar satu hari di belakang kapal Jamal. Menurut Kafayet, ia hanya penumpang biasa. Padahal menurut orang-orang lain, dialah kaptennya.
Tidak lama setelah mulai berlayar, Kafayet berpapasan dengan Jamal yang mengabarkan bahwa mesin kapalnya bermasalah. Ia meminjam beberapa kabel listrik dari kapal Kafayet dan berusaha memperbaiki kerusakan. Sewaktu Jamal selesai memperbaiki mesin, ia berlayar lagi, dan Kafayet mengikuti di belakangnya.
Empat hari kemudian, langit tampak menakutkan.
Badai kuat menerjang mereka. Kapal-kapal mereka tergulung gelombang tanpa ampun.
Lampu di kapal Jamal padam.
“Kapal mereka miring di depan kapal kami,” kata Kafayet. “Saya melihat kapal ini melonjak naik dan dihantam gelombang sampai akhirnya benar-benar tenggelam.”
Setelah kapal Jamal tenggelam, kapal Kafayet terombang-ambing selama 10 hari, sampai akhirnya dijemput oleh Angkatan Laut Sri Lanka.