Rekaman percakapan telepon Setera menyebar ke Blok H. Sepupu Jamal, Muhammed Ayub, mulai meraung sedih setelah mendengar rekaman itu.
Ia berusaha mencegah putranya, Samira, dan anak-anaknya yang berusia 6 tahun dan sembilan bulan, untuk naik perahu itu bersama dengan suaminya, Kabir Ahmed.
Meringkuk di lantai di sampingnya, sang istri, Minara Begum yang menciumi baju kuning putri mereka Samira. Ia kemudian menangkupkan celana biru mungil Samir yang berusia sembilan bulan ke wajahnya, kainnya basah oleh air matanya.
“Berapa banyak yang harus kita derita?”
(Rahman Asmardika)