MALANG - Dua tersangka pelaku pembunuhan pengemudi taksi online di Malang ternyata sudah merencanakan aksinya sejak lama. Kedua pelaku yakni Exca Candra Dwipa (29) warga Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tajinan dan Ahwan Nuron (35) warga Kepanjen, Kabupaten Malang memilih sasaran pengemudi taksi online secara acak dengan memesannya melalui aplikasi.
Pelaku Exca Candra berlatar belakang mantan karyawan yang dipecat di tempatnya bekerja, sedangkan Ahwan Nuron merupakan pengamen jalanan.
"Sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya, untuk korban ini terindikasi terpilih secara random melalui aplikasi," ucap Wakapolres Malang Kompol Wisnu S. Kuncoro, saat rilis di Mapolres Malang, pada Kamis sore (8/6/2023).
BACA JUGA:
Wisnu menambahkan, kedua pelaku memang sejak awal berkeinginan untuk menguasai mobil Toyota Calya milik korban. Dari sanalah keduanya merencanakan aksi pembunuhan, dengan terlebih dahulu memesan taksi online dari titik di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, menuju Pantai Balekambang, dengan menggunakan identitas berbeda dari identitas keduanya.
"Aksinya sudah direncanakan, yang bersangkutan menggunakan akun (Gojek) yang tidak sesuai KTP yang mereka miliki, memesan atas nama Wawan Fauziah menggunakan handphone Vivo, yang ada di depan ini," ucapnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Malang Iptu Wahyu Rizki Saputro mengatakan, kedua pelaku telah merencanakan aksinya sejak Kamis 1 Juni 2023 di sebuah rumah kos di Kepanjen. Keduanya sudah tinggal bersama-sama di rumah kos itu selama tiga bulan terakhir.
"Peran Exca duduk di samping kiri pengemudi, Ahwan ini sebagai eksekutor. Jadi yang menyiapkan tali untuk sarana membunuh, dan si Ahwan masuk melalui pintu belakang, dan duduk persis di belakang pengemudi," terang Wahyu Rizki Saputro.
BACA JUGA:
Ketika di perjalanan menuju Pantai Balekambang dari Desa Dilem, Kepanjen, pada Sabtu sore (3/6/2023) sekitar pukul 16.30 WIB, ketiganya sempat berhenti di sebuah musala di Jalan Raya Wonokerto, Kecamatan Bantur. Setelah salat mereka kembali berjalan, namun kurang lebih satu kilometer, pelaku mengatakan ada barangnya yang tertinggal di musala dan memintanya kembali, saat itu lokasi berada di tempat sepi kawasan perkebunan tebu.
"Ketika satu kilometer perjalanan dari musala, pelaku meminta berhenti dan mengatakan barangnya ada yang tertinggal di musala. Ketika sudah menghentikan di pinggir jalan, kosong berada di tanaman-tanaman tebu, dan berhenti, Ihwan langsung mencekikkan tali tambang, langsung dicekik dari belakang, korban tidak bisa memberontak, ditambah si Exca langsung menutupi tubuh korban dari perhatian masyarakat," ujarnya.
Selanjutnya, Ahwan langsung mematikan mesin mobil korban ketika mencekik agar korban tidak menginjak pedal gas. Setelah berhasil membunuh korbannya dengan tali, Apris dipindahkan ke bagian belakang mobil.
"Sudah berencana dari awal membunuh, mereka ingin mencari kendaraan dengan cara membunuh, mereka mengetahui ketika driver online seorang laki-laki kalau mobilnya diambil pastinya ada perlawanan, makanya mereka sudah merencanakan dengan matang tugasnya masing-masing dan perlengkapan yang akan digunakan," pungkasnya.