Sementara itu, Achmad Jani diketahui sebagai ‘anak emas’ Soekarno. Hal ini terlihat saat Jenderal Abdoel Haris Nasution mengajukan nama-nama calon penggantinya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Soekarno berulang kali menolak pencalonan Soeharto ketika diajukan Nasution.
Tapi ketika Nasution kembali dengan mencantumkan nama Achmad Jani, Soekarno langsung setuju. Achmad Jani jadi kesayangan Soekarno berkat keberhasilannya meredam gerakan separatis Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera.
Bibit-bibit iri pun mulai timbul. Soeharto sebagai pribadi yang introvert (tertutup), tak pernah mau hadir dalam agenda ‘coffee morning’ yang digelar para pejabat teras TNI AD yang tentunya, dihadiri pula oleh Letjen Achmad Jani.
Dalam satu kesempatan, Nasution yang berkendara dengan helikopter menuju agenda ‘coffee morning’, melihat Soeharto justru asyik bermain golf.
“Pak Nas kan tahu saya,” jawab Soeharto singkat ketika Nasution bertanya soal kenapa tak mau datang lewat telefon. Hal ini terungkap dalam buku ’34 Wartawan Istana Bicara Tentang Pak Harto’.