LONDON – Para ilmuwan telah menciptakan embrio manusia sintetis pertama tanpa menggunakan sel telur atau sperma. Hal ini menimbulkan pertanyaan etis yang mendalam.
Menurut laporan, embrio sintetis - hanya berumur beberapa hari atau minggu - dapat membantu peneliti mempelajari tahap awal perkembangan manusia dan menjelaskan keguguran.
Saat ini tidak ada yang menyarankan untuk membesarkan embrio itu menjadi bayi.
Namun kemajuan pesat telah melampaui diskusi tentang bagaimana mereka harus ditangani secara etis dan legal.
Prof James Briscoe, dari Francis Crick Institute, mengatakan penelitian tersebut perlu dilanjutkan dengan hati-hati, dan transparan untuk menghindari "efek dingin" pada publik.
Perkembangan embrio sintetis manusia diumumkan pada pertemuan tahunan International Society for Stem Cell Research.
Embrio sintetik juga dikenal sebagai "model embrio", karena menyerupai embrio, untuk tujuan penelitian, bukan identik dengannya.