RUSIA – Kepala kelompok tentara bayaran Wagner Rusia Yevgeny Prigozhin sedang diselidiki karena menghasut pemberontakan setelah menuduh militer Rusia meluncurkan serangan rudal mematikan pada pasukannya.
Prigozhin mengatakan "kejahatan" dalam kepemimpinan militer harus dihentikan dan bersumpah untuk "berbaris demi keadilan".
Pihak berwenang membantah tuduhan itu dan menuntut dia menghentikan "tindakan ilegal".
Juru bicara mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin menyadari situasi tersebut dan semua tindakan yang diperlukan sedang diambil.
Dikutip BBC, ini merupakan eskalasi yang mencengangkan dari pertikaian di dalam Rusia.
Grup Wagner adalah organisasi paramiliter yang telah berperang bersama pasukan Rusia di Ukraina. Dalam beberapa bulan terakhir, Prigozhin menjadi semakin vokal dalam kritiknya terhadap kepemimpinan militer Rusia.
Dalam pesan audio yang diposting ke platform media sosial Telegram, dia mengatakan "sejumlah besar" pejuangnya telah tewas dalam serangan militer Rusia di kamp Wagner, meskipun dia tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.
"Mereka yang membunuh pemuda kami, dan puluhan ribu nyawa tentara Rusia [dalam perang di Ukraina] akan dihukum," katanya.
"Saya meminta Anda untuk tidak melawan. Siapa pun yang melakukannya akan dianggap sebagai ancaman dan dihancurkan. Itu berlaku untuk setiap pos pemeriksaan dan penerbangan dalam perjalanan kami,” lanjutnya.
"Kekuasaan kepresidenan, pemerintah, polisi, dan penjaga Rusia akan bekerja seperti biasa,” ujarnya.
"Ini bukan kudeta militer, tapi pawai keadilan. Tindakan kami tidak mengganggu pasukan dengan cara apa pun,” terangnya.
Jenderal Sergei Surovikin, Wakil kepala pasukan Rusia di Ukraina, yang kepemimpinannya dipuji Prigozhin di masa lalu, memintanya untuk menghentikan konvoi dan mengembalikan mereka ke pangkalan mereka.
"Kami satu darah, kami adalah pejuang," katanya dalam sebuah video. "Anda tidak boleh bermain di tangan musuh pada saat yang sulit bagi negara kita,” tambahnya.
Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa FSB, dinas keamanan Rusia, telah membuka kasus kriminal terhadap Prigozhin, menuduhnya "menyerukan pemberontakan bersenjata" dan mencoba memulai konflik sipil bersenjata di Rusia.
FSB juga dilaporkan meminta pejuang Wagner untuk tidak mematuhi perintah Prigozhin dan mengambil langkah untuk menangkapnya.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "semua laporan Prigozhin yang tersebar di media sosial" tentang serangan Rusia di kamp Wagner "tidak benar dan merupakan provokasi informasi".
Menurut kantor berita Rusia Interfax, Kremlin juga mengatakan langkah-langkah yang diperlukan sedang diambil.
Dalam sebuah tweet pada Jumat (23/6/2023) malam, Kementerian Pertahanan Ukraina hanya mengatakan pihaknya sedang mengawasi.
Itu terjadi setelah pesan video pada Mei lalu di mana Prigozhin berdiri dikelilingi oleh pasukannya dan memarahi menteri pertahanan Rusia Sergei Shoigu - serta Kepala Staf Umum Valery Gerasimov - karena tidak memberi mereka cukup amunisi.
Sebelumnya pada Jumat (23/6/2023), dia mengatakan perang di Ukraina telah dimulai "agar Shoigu bisa menjadi Marsekal".
"Kementerian Pertahanan berusaha menipu publik, menipu presiden dan menceritakan sebuah kisah bahwa ada agresi gila oleh Ukraina, bahwa - bersama dengan seluruh blok NATO - Ukraina berencana menyerang kami," katanya.
(Susi Susanti)