BADAN cuaca Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), menyatakan bahwa fenomena El Nino saat ini sedang berlangsung, meningkatkan kemungkinan rekor suhu global yang tinggi dan pola cuaca yang mengganggu selama 12 bulan ke depan.
Pengumuman WMO pada Selasa, (5/7/2023) menandai delapan tahun sejak El Niño terakhir berkembang, yang dimulai pada 2015, dan berakhir pada 2016.
"Bukti kolektif dari pengamatan samudera dan atmosfer sangat menunjukkan adanya kondisi El Nino di Pasifik," demikian disampaikan dalam pengumuman tersebut, sebagaimana dilansir dari ABC News.
Pembaruan yang diumumkan WMO ini menggabungkan prakiraan dan panduan ahli dari seluruh dunia dan mengikuti deklarasi serupa yang dibuat oleh beberapa lembaga nasional awal tahun ini, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Jepang.
El Nino mengacu pada perubahan pola cuaca di seluruh dunia yang dihasilkan dari suhu permukaan laut yang lebih hangat dari rata-rata di sepanjang Samudera Pasifik khatulistiwa.
Dampak El Niño biasanya berlangsung sembilan hingga 12 bulan, bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lain, dan kedatangannya disertai dengan peringatan akan peristiwa cuaca ekstrem.