Mbah Adi bersama beberapa rekannya yang juga berasal dari satu desa membuka hutan. Hampir seluruh pepohonan yang berada pada jarak pandangnya ia tebangi. Mbah Adi juga bersihkan semak, onak, dan duri yang dianggap menghalangi.
Saat itu, Mbah Adi tengah menyiapkan lahan yang luas untuk perkebunan kopi. Rencananya ia akan menetap di sana sebagai pengusaha kopi.
“Tujuh tahun kami hidup bersama di Palembang,“ papar Kusnoto.
Kusnoto menambahkan, bahwa gejala aneh mulai terlihat ketika Mbah Adi mengeluh jika dirinya selalu diikuti bulan. Kemana pun dirinya pergi, satelit bumi itu selalu mengikuti langkahnya.
“Itu yang membuatnya gelisah dan selalu mondar mandir setiap malam. Katanya dia tengah menghindari bulan yang terus mengikutinya,“ terang Kusnoto.