JOHANNESBURG - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan bahwa penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin ketika dia mengunjungi negara itu untuk KTT BRICS di Johannesburg bulan depan akan menjadi deklarasi perang dengan Rusia.
Hal itu disampaikan Ramaphosa dalam pernyataan tertulis yang diajukan di Pengadilan Tinggi Johannesburg pada Selasa, (18/7/2023). Pernyataan itu kabarnya ingin dirahasiakan, tetapi sekarang terbuka untuk umum.
BACA JUGA:
Pada Maret, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin, yang diperkirakan akan menghadiri konferensi BRICS di Johannesburg pada 22-23 Agustus. Afrika Selatan adalah penandatangan Statuta Roma, yang menjadikannya negara anggota ICC.
BRICS adalah blok negara berkembang yang mencakup Rusia, Brasil, India, China, dan Afrika Selatan.
Aliansi Demokratik (DA), partai oposisi utama di Afrika Selatan, pergi ke pengadilan pada Senin, (17/7/2023) untuk memaksa presiden membagikan pernyataan tertulisnya tentang mengapa pemerintah tidak akan menangkap Putin jika dia menghadiri konferensi tersebut.
Kepresidenan mengatakan dalam sebuah pernyataan Selasa malam bahwa pihaknya “menyambut baik keputusan Pengadilan Tinggi Johannesburg yang memerintahkan agar pernyataan tertulis terkait dengan masalah surat perintah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) diumumkan”, demikian diwartakan Anadolu.
Kepresidenan mengatakan Ramaphosa tidak pernah menentang untuk mengumumkan pernyataan tertulis; hanya sesuai dengan arahan ICC bahwa kepresidenan berusaha untuk menjaga kerahasiaan pada affidavit.
Pretoria mencari pengecualian dari kewajibannya berdasarkan surat perintah ICC karena menangkap Putin dapat membahayakan “keamanan, perdamaian, dan ketertiban negara,” kata Ramaphosa. Wakilnya, Paul Mashatile, dilaporkan telah meminta Putin untuk tidak menghadiri KTT tersebut.
Kremlin mengatakan pada Jumat, (14/7/2023) bahwa Putin belum memutuskan apakah dia akan menghadiri pertemuan itu secara langsung atau berpartisipasi dari jarak jauh. Kepala negara anggota BRICS lainnya, termasuk China, Brasil, dan India, diharapkan hadir.
(Rahman Asmardika)