Pantau Ancaman Invasi China ke Taiwan, Filipina Siapkan Rencana Kontingensi

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 20 Juli 2023 17:52 WIB
Filiina siapkan rencana kontingensi terkait ancaman serangan China ke Taiwan (Foto: Antara/Xinhua)
Share :

MANILA - Pemerintah Filipina memantau ancaman invasi China terhadap Taiwan setiap hari untuk menyiapkan rencana kontingensi pemerintah negara Asia Tenggara tersebut dalam menghadapi kemungkinan konflik di kawasan.

Hal ini diungkapkan Menteri Pertahanan Filipina Gilbert Teodoro kepada wartawan pada Kamis (20/7/2023).

“Kami harus benar-benar mempertimbangkan apakah hal tersebut mungkin terjadi atau tidak,” ujarnya, dikutip Antara.

“Meskipun begitu, kami akan terus menyusun rencana untuk menghadapi semua kemungkinan, tidak hanya terkait krisis antara China dan Taiwan, namun juga setiap kontingensi yang dapat terjadi di kawasan,” lanjutnya.

Dari lima sekutu militer Amerika Serikat (AS) di wilayah Indo-Pasifik yakni Australia, Filipina, Jepang, Korea Selatan dan Thailand, Filipina merupakan negara yang secara geografis terletak paling dekat dengan Taiwan.

Pulau terluar di utara Filipina hanya berjarak sekitar 190 kilometer (km) dengan Taiwan.

Prioritas pemerintah Filipina jika konflik terjadi adalah menjamin keselamatan lebih dari 100 ribu warga negaranya yang tinggal dan bekerja di Taiwan.

Tanpa menjelaskan secara detail, Teodoro mengatakan langkah-langkah darurat yang sedang dibahas pemerintah merupakan upaya yang akan dilakukan dengan melibatkan berbagai lembaga dan bukan hanya upaya pertahanan.

Selama beberapa dekade, Filipina telah menjadi salah satu mitra pertahanan utama Amerika Serikat -- yang pernah menduduki negara anggota ASEAN itu selama 48 tahun setelah memenangi Perang Spanyol-Amerika pada 1898.

Upaya untuk memperluas akses AS ke pangkalan militer Filipina pada tahun ini telah membuat geram pemerintah China, yang mengatakan bahwa hal tersebut “menyulut” ketegangan di kawasan.

Filipina telah memberikan AS akses ke empat pangkalan tambahan tahun ini. Beberapa pangkalan tersebut menghadap ke utara ke arah Taiwan.

Pemerintah Filipina telah berulang kali menekankan bahwa mereka tidak memihak siapapun dalam persaingan antara AS dan China.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, yang sedang mengupayakan untuk memiliki hubungan yang lebih dekat dengan pemerintah Amerika Serikat, mengatakan bahwa akses tersebut akan "bermanfaat" untuk tujuan defensif jika China menyerang Taiwan.

Pemerintah AS dan China akhir-akhir ini telah berusaha untuk mengatasi perbedaan antara keduanya untuk memperbaiki hubungan mereka, termasuk dengan tetap menjaga komunikasi antara kedua pihak.

“Semoga komunikasi bilateral antara Amerika Serikat dan China dapat mengurangi ketegangan di wilayah tersebut,” tambahnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya