JAKARTA- Perang Salib terjadi berapa kali dan siapa yang menang menarik untuk diulas. Hal ini dikarenakan salah satu serangkaian perang agama antara kaum Kristen dan Muslim dalam memperebutkan kota Yerusalem.
Lantas perang salib terjadi berapa kali dan siapa yang menang? Simak penjelasannya di sini. Adapun Perang ini berlangsung dari 1095-1291 Masehi di kawasan Eropa dan Timur Tengah.
Seperti yang telah disampaikan, Perang Salib pertama kali dimulai pada 1095 M sebagai peristiwa Perang Salib Pertama. Kemudian, selama dua abad, delapan Perang Salib lainnya terjadi.
Melansir dari History Crunch, masing-masing dari sembilan Perang Salib ini, Tentara Salib Eropa melakukan perjalanan dari tanah air untuk memperjuangkan keyakinan agama mereka. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan dalam rangka menuju Tanah Suci di Timur Tengah untuk berperang melawan peradaban Muslim yang kuat. Faktanya, tujuan paling umum orang kaum Kristen dalam Perang Salib adalah merebut kota Yerusalem.
Namun, setelah dua abad dan banyak Perang Salib ke Tanah Suci, keinginan kaum Kristen untuk melakukan perjalanan jauh mulai berkurang. Hal ini disebabkan oleh perjuangan yang dihadapi umat Kristen dalam berperang di Tanah Suci dan sifat bolak-balik konflik yang terkait dengan Perang Salib.
Sepanjang Perang Salib, Tanah Suci berpindah tangan berkali-kali ketika peradaban Muslim berjuang untuk menguasai wilayah-wilayah penting.
Aspek lain yang memicu berakhirnya perang ini adalah berkurangnya dukungan dari Gereja Katolik Roma pada Perang Salib selanjutnya. Dalam lima Perang Salib pertama, Gereja Katolik memainkan peran penting dalam setiap terjadinya perang. Seperti contohnya, seruan perang pertama kali yang dilakukan dalam pidato yang disampaikan Paus Urbanus II.
Namun, setelah Perang Salib kelima, Gereja Katolik tidak lagi secara resmi mendukung Perang Salib. Sedangkan empat Perang Salib lainnya didukung dan diorganisir oleh para pemimpin Eropa.
Pada akhirnya, perang ini dinyatakan berakhir saat terjadinya Perang Salib kesembilan. Meskipun ada seruan untuk lebih banyak perang salib setelah peristiwa Perang Salib Kesembilan, namun nyatanya hal ini tidak pernah terwujud. Orang Kristen Eropa perlahan kehilangan kendali atas Tanah Suci.
Situasi ini kemudian dimanfaatkan oleh pemimpin umat Islam dengan sebaik-baiknya. Akhirnya, pada 1291 M, pasukan Muslim melakukan pengepungan terhadap Akko, yang merupakan negara Tentara Salib terakhir yang tersisa.
Pasukan Muslim dengan cepat merebut kota dan secara efektif mengakhiri era wilayah yang dikuasai Kristen di Tanah Suci. Beberapa orang Kristen yang tersisa dan pendukungnya masih tetap melakukan pertempuran sampai 1303 M. Namun, berakhir sia-sia dan mereka dinyatakan kalah.
(RIN)
(Rani Hardjanti)