BENGKULU - Kemunculan semburat sinar matahari menerobos disela pepohonan mengiringi langkah, pria uzur menuju kawasan restorasi ekosistem di Kabupaten Bengkulu Selatan. Secara perlahan kakinya meneroka menyusuri jalan setapak. Menyuguhkan medan penuh tantangan.
Mengenakan custom serba hijau daun, sepatu terbuat dari karet membungkus kaki hingga di bawah lutut, dengan tas ransel berisikan bekal serta parang golok terikat dipinggang, ia mulai melintasi derasnya aliran sungai di atas jembatan gantung yang memunggungi rumahnya.
Aktivitas ini menjadi bagian hidup dari jagawana, ranger. Ia dikenal masyarakat Desa Air Tenam, Kecamatan Ulu Manna sebagai forest guard, penjaga hutan. Melangkahkan kaki dijalur menanjak dan menurun menjadi kebiasan Sarno. Selama beberapa tahun tahun terakhir, ia rela mengelilingi areal kawasan hutan warisan nenek moyang di daerahnya.
Itu untuk memastikan di kawasan Bukit Peraduan Tinggi tidak terjadi perambahan hutan dan praktik illegal logging. Tidak kurang dari 3 tahun ia telah melakoni perkerjan tersebut. Rasa lelah dan takut sudah dikubur dalam-dalam pria berkulit gelap ini untuk menerobos masuk ke kawasan rimba. Luasnya mencapai 10 Hektare (Ha).
Keberanian, kesabaran dan ketekunan melekat erat di sanubari pria 53 tahun tersebut. Diusia senjanya, Sarno masih terlihat gagah. Itu demi mempersembahkan hal terbaik guna membantu dan menopang perekonomian keluarganya dan menjaga kawasan hutan tetap lestari.
Bapak dari 3 orang anak ini melangkah di jalan setapak, tanah kuning bercampur bebatuan, semak belukar sejauh 3 Kilometer (Km) hingga 28 Km dari rumahnya menuju ke lokasi Pohon Asuh. Seketika tampak matanya berkaca-kaca di pelupuk mata kala mengisahkan perjalanan hidupnya. Ia rela menghabiskan waktu berhari-hari guna memonitoring pohon endemik di daerahnya.
Kerutan yang menggoreskan lembah-lembah tajam di kening, tergambar sempurna kala pria uzur itu menerobos semak belukar dengan pohon menjulang tinggi di daerah hutan yang menjadi benteng terakhir di ujung Bengkulu. Dia optimis ketika melewati satu per satu beragam jenis pohon tetap berdiri kokoh.
Sarno. Begitu sapaannya. Ia merupakan satu dari tiga pria seusianya yang menjadi pelindung hutan. Bergelut di tengah kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR), dengan ancaman hewan buas sewaktu-waktu menyerang sudah menjadi tantangan bagi pria 53 tahun ini.
Ia mulai fokus menjadi bagian forest guard, terhitung Kamis 2 Januari 2020. Selama itu pula, ia merasakan sulitnya membangun mimpi bersama istri untuk mendongkrak penghasilan yang hanya pekebun kopi recehan. Bagi Sarno pekerjaan ini tidak membuatnya menjadi kecil hati.
Dia tetap bersemangat dalam mencari rezeki halal. Meskipun ia harus bekerja ekstra sebagai penjaga hutan. Ia mengakui sebagai jagawana tak mudah untuk memenuhi kebutuhan ke-3 anaknya. Tak jarang. Ia harus mengurungkan niat membeli sesuatu demi memenuhi kebutuhan hidup bagi anak-anaknya.
Seluruh jerih payahnya terbayar lunas. Pohon berusia 1 abad hingga 2 abad di kawasan HKm dan HTR diasuh. Sebanyak 350 dari ribuan pohon dengan berbagai jenis telah diasuh. Bukan hanya dari masyarakat sipil dan pemerintah di Provinsi Bengkulu. Namun pohon di daerah itu juga diasuh warga negara asing.
Mereka berasal dari Malaysia, Singapura, Jepang, Belanda, Amerika dan Arab Saudi, pada 2020. Tak hanya itu. Kerja keras pria kelahiran tahun 1970 ini berdampak positif. Sejak awal Januari 2020 hingga saat ini kawasah hutan di daerahnya tidak terjadi perambahan hutan dan praktik illegal logging.
Pohon asuh merupakan penghargaan yang diberikan oleh publik kepada masyarakat di sekitar hutan, atas kontribusi terhadap perawatan pohon yang berdampak kepada masyarakat luas. Ini berdasarkan mekanisme yang disekapati antara masyarakat disekitar hutan sejak tahun 2014.
''Sekarang tidak ada lagi perambahan hutan dan praktik illegal logging. Pohon di kawasan ini selalu di monitoring. Diamater pohon asuh diukur, plakat hingga memastikan pohon tidak menjadi praktik illegal logging. Luasan pohon asuh 10 Hektare, 2 Ha di HKm dan di HTR seluas 8 Ha,'' kata Sarno, saat ditemui jurnalis MNC Portal Indonesia, Kamis 5 Agustus 2023.