Video tersebut juga berisi pesan suara dalam bahasa Inggris dari seorang gadis Afghanistan yang diberhentikan di bandara.
“Kami sekarang berada di bandara tapi sayangnya, pemerintah tidak mengizinkan kami pergi ke Dubai,” katanya.
"Bahkan mereka tidak mengizinkan yang punya mahram. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Tolong bantu kami,” lanjutnya.
Tindakan terbaru Taliban ini telah menimbulkan kekecewaan di kalangan kelompok hak asasi manusia dan diplomat.
“Ini adalah langkah penting dan mengkhawatirkan, melampaui tingkat kekejaman luar biasa yang telah dilakukan Taliban dengan tidak memberikan pendidikan kepada anak perempuan dan perempuan,” kata Heather Barr dari Human Rights Watch.
“Ini menjadikan mereka sebagai tahanan untuk mencegah orang lain membantu mereka belajar,” lanjutnya.
Mantan perwakilan pemuda Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dari Afghanistan, Shkula Zadran, telah memposting pesan yang mendesak universitas untuk tidak menyerah pada gadis-gadis tersebut.
Terkait hal ini, Taliban belum mengeluarkan pernyataan atau klarifikasi apa pun.
Juru bicara Kementerian Keburukan dan Kebajikan, Mohammad Sadiq Akif Muhajir, mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak mengetahui insiden tersebut.
Juru bicara senior Taliban, Zabihullah Mujahid, juga menolak berkomentar, mengatakan dia sedang bepergian dan tidak memiliki informasi apapun.
(Susi Susanti)