Setelah Indonesia merdeka, Soedirman naik jabatan sebagai seorang Jenderal Panglima Tertinggi TKR dan Panglima Besar TKR. Lalu pada agresi militer Belanda II digencarkan, Soedirman langsung bergerak karena memang keberatan dengan persetujuan gencatan senjata. Dia pun melakukan perlawanan secara bergerilya.
Perang gerilya tersebut terjadi selama tujuh bulan dengan menempuh rute sejauh 100 km. Padahal saat itu Jenderal Soedirman tengah mengidap penyakit TBC dan dengan tersisa satu paru-parunya yang berfungsi. Kendati demikian, ia tetap memimpin perlawanan meski dengan cara ditandu.
Setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, Jenderal Soedirman akhirnya pindah ke Magelang untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun, satu bulan setelahnya sang Jenderal pun pergi untuk selamanya.
Demikian sekelumit kisah menguak siapakah nama Bapak Tentara Nasional Indonesia?
(Hafid Fuad)