MALANG - Pemadaman api di Gunung Arjuno melalui udara atau water bombing mengalami beberapa kendala. Kondisi cuaca dan angin yang kencang di atas disebut BPBD Provinsi Jawa Timur menjadi tantangan bagi pilot menjangkau titik api.
"Kalau kesulitan yang pertama cuaca, cuaca kalau mendukung dari pagi kayak tadi bisa optimal, angin kencang karena juga lembah, bisa menggangu," ucap Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Barat Satriyo Nurseno, dihubungi melalui telepon, Sabtu (2/9/2023).
Ia menjelaskan, sepanjang hari Sabtu sejak pagi hingga Siang ini helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah bolak-balik mengambil sumber air di kolam renang Kaliandra Resort di Desa Dayurejo, Prigen, Pasuruan hingga memadamkan titik api sebanyak 13 kali. Rencananya helikopter bakal memadamkan api di sejumlah titik api yang tersebar mulai dari Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, hingga wilayah Kota Batu, dari Gunung Arjuno yang sulit dijangkau tim dari darat.
"Alhamdulillah kalau kesulitan yang lain bisa tertangani,hari ini sudah 13 kali ngambil air. Rencana pemadaman semua, cuma kita evaluasi satu titik dulu padam, baru nanti kita geser ke titik selanjutnya," ungkap dia kembali.
Guna mengefektifkan pemadaman, pihak BPBD Jatim rencananya juga bakal menambah pilot helikopter untuk menerbangkan helikopter milik BNPB. Sebab secara aturan pilot hanya diperbolehkan untuk terbang selama maksimal 5 jam. Penambahan pilot diharapkan mampu memaksimalkan waktu lebih lama untuk pemadaman, supaya pilot juga bisa bergantian dan tidak terlalu lelah.
"Pilot baru satu, rencana mau kita tambah satu pilot lagi. Jadi bisa lebih panjang lagi untuk proses pemadaman, karena sesuai aturan pilot ini sehari lima jam penerbangan. Kita berupaya untuk mendatangkan pilot lagi. Insya Allah besok bisa dua pilot untuk bisa kerja, heli tetap satu," tukasnya