JAKARTA - Pakar telematika Roy Suryo mengecam keras wedding organizer, fotografer, hingga calon pengantin yang menggelar foto prewedding menggunakan flare di Bukit Teletubbies Taman Nasional Bromo Tengger. Menurutnya hal itu bentuk kekonyolan yang mahal harganya.
"Selaku Fotografer Senior Anggota HISFA, Mantan Dosen Fotografi di UGM & ISI Jogja, saya sangat mengecam tindakan konyol yang dilakukan oleh WO bersama fotografer dan pasangan calon pengantin yang telah mengakibatkan Kebakaran di Bukit Teletubbies Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kemarin," ujar Roy Suryo dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Jumat (8/92023).
Menurut Roy Suryo, di era teknologi yang sudah sangat berkembang maju dalam dunia fotografi saat ini, tindakan yang mereka lakukan sangat ceroboh. Sebab, menurutnya, kejadian tersebut samasekali tidak perlu terjadi musibah kebakaran, bahkan tidak perlu menggunakan perangkat pembuat asap dan api flare sungguhan yang berbahaya.
"Bahkan lebih ektrem lagi kalau mau dikatakan tidak perlu harus jauh-jauh berfoto di area yang dilindungi konservasi alam tersebut," sambungnya.
Kalau hanya ingin berfoto dengan background asap dan api, menurut Roy Suryo sebenarnya cukup foto-foto saja di lokasi dan selanjutnya diedit misalnya menggunakan Program Adobe Photoshop.
"Bahkan kalau mau lebih praktis dan murah lagi, mereka cukup foto-foto di studio dengan latar belakang polos yang nantinya diganti dengan foto nyala flare yang bisa didapatkan dari hasil foto ditempat aman atau menggunakan library yang banyak tersedia," tuturnya.
Jadi menurutnya, apa yang terjadi saat ini adalah sebuah kekonyolan yang sangat berharga mahal, di samping hasilnya tidak sesuai harapan.