“Ini seperti menyalakan baterai, menghasilkan muatan listrik yang dapat mengalir keluar dari batuan yang mengalami tekanan ke dalam dan melalui batuan yang tidak mengalami tekanan. Muatannya bergerak cepat, hingga sekitar 200 meter per detik,” jelasnya dalam artikel The Conversation pada 2014.
Teori lain tentang penyebab cahaya gempa antara lain listrik statis yang dihasilkan oleh rekahan batuan dan pancaran radon.
Saat ini belum ada konsensus di kalangan seismolog mengenai mekanisme penyebab gempa bumi, dan para ilmuwan masih berusaha mengungkap misteri ledakan tersebut.
Freund berharap suatu hari nanti ada kemungkinan untuk menggunakan lampu gempa, atau muatan listrik yang menyebabkannya, dan dikombinasikan dengan faktor-faktor lain, untuk membantu memperkirakan akan datangnya gempa besar.
(Susi Susanti)