LIBYA - Libya terus berlomba untuk menguburkan jenazah ketika jenazah menumpuk di jalan-jalan Derna, kota pesisir utara yang hancur akibat banjir setelah hujan lebat menghancurkan dua bendungan, menghanyutkan rumah-rumah ke laut.
Saadeddin Abdul Wakil, wakil menteri kesehatan dari Pemerintah Persatuan di Tripoli, salah satu dari dua pemerintah bersaing yang beroperasi di negara tersebut, mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi lebih dari 6.000 orang pada Rabu (13/9/2023) pagi waktu setempat.
Seorang staf mengatakan kamar mayat di rumah sakit penuh dan tetap tidak berfungsi meskipun ada kebutuhan mendesak untuk merawat korban bencana.
Menurut kementerian emigrasi negara tersebut, di Mesir, pemerintah menguburkan 87 korban warga Mesir yang meninggal di Libya,.
Pihak berwenang mengatakan sekitar 10.000 orang lainnya hilang, kemungkinan tersapu ke laut atau terkubur di bawah puing-puing yang berserakan di seluruh kota yang pernah menjadi rumah bagi lebih dari 100.000 orang.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB di Libya pada Rabu (13/9/2023) mengatakan lebih dari 30.000 orang terpaksa mengungsi akibat banjir di Derna.
Kerusakan infrastruktur yang signifikan di wilayah tersebut telah membuat beberapa wilayah yang terkena dampak tidak dapat diakses oleh kelompok kemanusiaan. Hanya dua dari tujuh titik masuk ke Derna yang kini tersedia.