Nagorno-Karabakh Kembali Digempur, Ini Kronologi Konflik Terbaru Azerbaijan-Armenia

Rahman Asmardika, Jurnalis
Rabu 20 September 2023 14:28 WIB
Foto dari Kementerian Pertahanan Azerbaijan menunjukkan serangan terhadap apa yang disebut sebagai posisi unit militer Armenia di Nagorno-Karabakh, 19 September 2023. (Foto: Kementerian Pertahanan Azerbaijan via Reuters)
Share :

YEREVAN – Pasukan Azerbaijan pada Rabu, (20/9/2023) menggempur Nagorno-Karabakh, wilayah pemisahan diri yang dikuasai etnis Armenia, yang telah menjadi titik panas kedua negara selama beberapa dekade. Serangan masih berlanjut meski ada seruang dari Rusia dan Amerika Serikat agar pertempuran yang semakin meningkat segera dihentikan.

Azerbaijan memulai operasi "anti-teroris" ke Nagorno-Karabak pada Selasa, (19/9/2023) setelah beberapa tentaranya tewas dalam apa yang dikatakan Baku sebagai serangan dari wilayah pegunungan. Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.

Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan bahwa operasi itu diluncurkan untuk “menggagalkan provokasi skala besar” yang dilakukan pihak Armenia. Baku menyatakan bahwa tujuan aksi militer tersebut adalah untuk melumpuhkan “posisi angkatan bersenjata Armenia” dan sasaran militer lainnya, serta berjanji tidak akan menyerang sasaran sipil.

Kementerian menyatakan bahwa pihaknya telah memberi tahu komando pasukan penjaga perdamaian Rusia yang dikerahkan di wilayah tersebut, serta misi pemantauan Rusia-Turki.

Mereka mengklaim bahwa operasi tersebut dimaksudkan untuk menegakkan perjanjian trilateral dengan Rusia dan Armenia, yang memberikan dasar hukum bagi kehadiran pasukan penjaga perdamaian Rusia.

Pernyataan tersebut menuduh Armenia melakukan peningkatan militer di Nagorno-Karabakh dan melancarkan operasi sabotase terhadap pasukan Azerbaijan.

Sementara itu di pihak Armenia Perdana Menteri Nikol Pashinyan mengatakan Karabakh ditembaki secara intensif sebagai upaya untuk memprovokasi perang. Dia menuntut pasukan penjaga perdamaian Rusia melakukan tugasnya.

Etnis Armenia di Karabakh, yang dikenal sebagai Artsakh, mengatakan Azerbaijan telah memicu perang baru terhadap 120.000 orang yang tinggal di wilayah yang mereka anggap sebagai tanah air mereka. Turki yang dekat dengan Azerbaijan dan memiliki ikatan linguistik, budaya dan ekonomi yang kuat, memberikan dukungannya untuk Baku.

Pihak Artsakh, mengatakan pertempuran terus berlanjut dengan intensitas yang berbeda-beda. Setidaknya 27 orang tewas di Karabakh dan 200 lainnya luka-luka, sementara penduduk di beberapa desa telah dievakuasi, kata mereka sebagaimana dilansir Reuters.

Kantor berita Rusia mengutip pemerintahan kepresidenan Azerbaijan yang melaporkan bahwa Presiden Ilham Aliyev telah mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa Azerbaijan akan menghentikan operasinya hanya setelah pejuang Armenia meletakkan senjata mereka dan menyerah.

Pada 2020, setelah pertempuran selama beberapa dekade, Azerbaijan yang kaya energi memulai operasi militer yang kemudian menjadi Perang Karabakh Kedua, dan dengan cepat menerobos pertahanan Armenia.

Azerbaijan, yang didukung oleh Turki, meraih kemenangan gemilang dalam perang 44 hari tersebut, dengan merebut kembali sebagian Karabakh. Rusia kemudian menjadi perantara gencatan senjata dan menyerukan kedua belah pihak untuk kembali melakukan gencatan senjata.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya