Etnis Armenia di Karabakh, yang dikenal sebagai Artsakh, mengatakan Azerbaijan telah memicu perang baru terhadap 120.000 orang yang tinggal di wilayah yang mereka anggap sebagai tanah air mereka. Turki yang dekat dengan Azerbaijan dan memiliki ikatan linguistik, budaya dan ekonomi yang kuat, memberikan dukungannya untuk Baku.
Pihak Artsakh, mengatakan pertempuran terus berlanjut dengan intensitas yang berbeda-beda. Setidaknya 27 orang tewas di Karabakh dan 200 lainnya luka-luka, sementara penduduk di beberapa desa telah dievakuasi, kata mereka sebagaimana dilansir Reuters.
Kantor berita Rusia mengutip pemerintahan kepresidenan Azerbaijan yang melaporkan bahwa Presiden Ilham Aliyev telah mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa Azerbaijan akan menghentikan operasinya hanya setelah pejuang Armenia meletakkan senjata mereka dan menyerah.
Pada 2020, setelah pertempuran selama beberapa dekade, Azerbaijan yang kaya energi memulai operasi militer yang kemudian menjadi Perang Karabakh Kedua, dan dengan cepat menerobos pertahanan Armenia.
Azerbaijan, yang didukung oleh Turki, meraih kemenangan gemilang dalam perang 44 hari tersebut, dengan merebut kembali sebagian Karabakh. Rusia kemudian menjadi perantara gencatan senjata dan menyerukan kedua belah pihak untuk kembali melakukan gencatan senjata.
(Rahman Asmardika)