NEW YORK – Iran menegaskan tidak akan mengabaikan hak-nya untuk mengembangkan teknologi nuklir, meskipun ada tekanan dari banyak negara. Iran juga menyerukan Amerika untuk menunjukkan itikad baik kembali ke kesepakatan nuklir tahun 2015.
Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Selasa (19/9/2023) mengatakan negaranya tidak akan pernah melepaskan hak-nya "untuk mendapatkan manfaat damai dari teknologi nuklir" dan mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menunjukkan bahwa mereka ingin kembali ke kesepakatan nuklir 2015.
“Sebagaimana dua dekade terakhir ini, Republik Islam Iran tidak akan mengabaikan hak-hak sebagai negara untuk mengambil manfaat dari teknologi nuklir secara damai,” tandas Raisi sebagaimana dilansir VOA Indonesia.
Berbicara dalam sidang tahunan Majelis Umum PBB, Raisi mengatakan mundurnya AS dari kesepakatan tersebut telah menginjak-injak komitmen AS sendiri dan merupakan "tanggapan yang tidak pantas" terhadap pemenuhan komitmen Iran.
“Satu-satunya penjahat nuklir di dunia tidak memenuhi kewajibannya sesuai Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir NPT untuk melucuti senjata nuklir, tetapi justru menjatuhkan sanksi secara sepihak yang ilegal. Hal ini melanggar prinsip-prinsip hukum internasional yang tak terbantahkan dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta melanggar hak-hak bangsa-bangsa," imbuhnya.
Presiden Donald Trump secara sepihak menarik AS keluar dari perjanjian tersebut pada 2018, dan kembali memberlakukan sanksi yang melumpuhkan negara berpenduduk hampir 88 juta jiwa itu.